Saturday, June 22, 2013

Jenis - Jenis Lele

Jenis-jenis ikan lele budidaya

Ikan lele (Clarias Sp.) merupakan ikan dari genus Clarias yang banyak tersebar di perairan Asia dan Afrika. Di Asia Tenggara Sendiri terdapat 20 jenis ikan dari genus Clarias. Beberapa diantaranya dikonsumsi luas masyarakat karena ketersediaannya melimpah, rasanya gurih dan memiliki kandungan protein tinggi. Namun tidak semua jenis ikan lele cocok untuk dikonsumsi dan dibudidayakan. Hanya ikan lele dari jenis-jenis tertentu saja yang bisa dibudidayakan untuk tujuan konsumsi. Jenis-jenis ikan lele tersebut biasanya memiliki sifat unggul seperti pertumbuhan cepat dan tahan terhadap penyakit. Selain itu, ia harus bisa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi dan kondisi air minim.
Ikan lele banyak hidup di perairan air tawar hingga air payau. Beberepa peternak lele di Pantura Jawa berhasil membudidayakan ikan lele di tambak bekas bandeng dan udang. Pada dasarnya, ikan lele hidup secara nocturnal, aktif bergerak di malam hari. Di perairan bebas lele berada di tempat-tempat air tergenang yang cenderung tenang seperti rawa, danau dan daerah sungai yang agak terlindung. Biasanya ikan ini memilih tempat-tempat yang teduh dan membuat lubang-lubang ditanah.
Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air.  Pada keadaan tertentu ia bisa memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, ikan lele menjadi kanibal karena tak ada makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang lebih besar akan memangsa kawanan yang lebih kecil.
Ikan lele berkembang biak dengan telur, dan telurnya dibuahi secara eksternal. Musim perkembangbiakan lele secara massal terjadi diawal musim hujan. Dibeberapa kasus masih membiak sepanjang musim hujan. Ikan lele memijah didorong oleh faktor kelimpahan air dan kualitas air, dimana pada musim hujan air cukup banyak dan kualitasnya lebih baik. Lele juga memijah ketika ada rangasangan berupa bau tanah. Tanah yang terjemur kemudian terendam air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan memijah. Kondisi ini biasanya terjadi saat hujan tiba.
Di Indonesia, setidaknya terdapat dua spesies ikan lele yang biasa dibudidayakan masyarakat. Yaitu spesies Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari dua spesies ini, ada beberapa ikan lele yang dikategorikan unggul yaitu lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton. Setiap jenis ikan lele tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan dari jenis-jenis ikan lele budidaya di Indonesia.

1. Ikan lele lokal


Ikan lele lokal (foto: wikipedia)
Ikan lele lokal memiliki nama latin Clarias Batrachus, merupakan jenis ikan lele yang dikenal luas di masyarakat. Sebelum lele dumbo diperkenalkan di Indonesia, para peternak biasa membudidayakan ikan lele jenis ini. Namun saat ini sangat jarang peternak yang membudidayakan jenis lele lokal karena dipandang kurang menguntungkan. Lele lokal memiliki Food Convertion Ratio (FCR) yang tinggi, artinya rasio pakan yang diberikan terhadap berat daging yang dihasilkan tinggi. Perlu lebih dari satu kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram daging dalam satu siklus budidaya. Selain itu, pertumbuhan lele lokal terbilang sangat lambat. Lele lokal yang berumur satu tahun masih kalah besar dengan lele dumbo berumur 2 bulan!
Terdapat tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau belang putih dan lele merah. Diantara ketiga jenis lele itu, lele hitam paling banyak dibudidayakan untuk konsumsi. Sedangkan lele putih dan merah lebih banyak dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal memiliki patil yang tajam dan berbisa, terutama pada lele muda. Apabila menyengat, racun yang terdapat pada patil bisa membunuh mangsanya dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.

2. Ikan lele dumbo


Ikan lele dumbo (foto: wikimedia commons)
Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele dumbo berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal berumur satu tahun.
Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika Clarias Mosambicus. Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus yang hidup di perairan Kenya, Afrika. Banyak literatur yang menggolongkan lele dumbo kedalam jenis yang kedua, termasuk artikel ini. Untuk pastinya, perlu penelaahan lebih lanjut dalam mengungkap asal-usul lele dumbo.
Dari sisi fisik, ikan lele dumbo bisa dibedakan dengan lele lokal dari warnanya yang hitam kehijauan. Lele dumbo juga akan bereaksi ketika terkejut atau stres, kulitnya berubah menjadi bercak-bercak hitam atau putih dan kemudian akan berangsur-angsur kembali ke warna awal. Lele dumbo memiliki patil seperti lele lokal, namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mempunyai kebiasaan membuat lubang. Secara umum, lele dumbo bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar dan lebih tahan terhadap penyakit dibanding lele lokal. Namun dari sisi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo.

3. Ikan lele sangkuriang


Ikan lele sangkuriang resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004. Penelitian ikan lele sangkuriang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi sejak tahun 2002. Penelitian ini berawal dari kekhawatiran para peternak dengan menurunnya kualitas lele dumbo yang beredar di masyarakat. Penurunan disebabkan oleh kesalahan dalam menghasilkan benih dan penyilangan yang terjadi secara terus menerus. Hingga akhirnya diupayakan untuk mengembalikan sifat-sifat unggulnya dengan cara persilangan balik (back cross).
Ikan lele sangkuriang dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi ke-2 atau F2 dan lele dumbo jantan F6. Induk betina merupakan koleksi BBPAT, keturunan F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985. Sedangkan indukan jantan merupakan keturunan F6 dari keturunan induk betina F2 itu. Penamaan Sangkuriang diambil dari cerita rakyat Jawa Barat tentang seorang anak yang bernama Sangkuriang yang mengawini ibunya sendiri. Sama seperti yang dilakukan BBPAT yang mengawinkan lele jantan F6 dengan induknya sendiri lele betina F2.
Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur hingga 40.000-60.000 butir per sekali pemijahan. Jauh berbeda dengan kemampuan bertelur ikan lele lokal yang berkisar 1.000-4.000 butir. Lele Sangkuriang juga lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di air minim, dan kualitas daging yang lebih baik.
Hanya saja kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk lele Sangkuriang. Apabila ikan lele Sangkuriang dibenihkan lagi, kualitasnya akan turun. Jadi pembenihan lele Sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik.
Saat ini BBPAT sedang menggodok varian baru lele Sangkuriang, yaitu ikan lele Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari Sangkuriang I. Ikan lele ini persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 lele dari Afrika. Indukan lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram. Hal ini dipandang bisa memperbaiki sifat genetis lele Sangkuriang. Berdasarkan pemulianya, yaitu BBPAT, ikan lele Sangkuriang II pertumbuhannya lebih besar 10 persen ketimbang Sangkuriang dan bobotnya pun lebih bongsor.
Ikan lele sangkuriang II belum dilepas secara bebas. Pihak BBPAT masih melakukan uji multilokasi di daerah Bogor (Jawa Barat), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur) dan  Boyolali (Jawa Tengah). Daerah tersebut memang dikenal sebagai sentra-sentra produksi lele nasional.

5. Ikan lele phyton


Ikan lele phyton (foto: Keboen Ikan)
Berbeda dengan varietas unggul lainnya yang biasanya ditemukan oleh para peneliti, ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak ikan lele di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari silangan induk lele eks Thailand F2 dengan induk lele lokal. Sayangnya tidak diketahui apa spesies dari indukannya dan dari generasi keberapa indukan ikan lele lokalnya berasal. Menurut para penemunya, indukan didapat dari ikan lele lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat secara turun temurun. Tapi berdasarkan beberapa literatur, lele phyton berasal dari induk betina lele eks Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.
Ikan lele phyton mempunyai ketahanan terhadap cuaca dingin, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lebih dari 90%. Sementara itu, FCR mencapai 1, artinya satu kilogram pakan menjadi satu kilogram daging dihitung mulai benih ditebar sampai panen dengan siklus pemeliharaan selama 50 hari.
Pada awalnya proyek Ikan lele phyton ini dilakukan untuk menjawab keluhan para peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang. Mereka sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi dari benih lele yang dibeli dipasaran, seperti lele dumbo. Benih lele tersebut rupanya tidak cocok dibudidayakan di Desa Banyumundu yang beriklim dingin, pada malam hari berkisar 17 derajat celcius. Dengan metode try and error selama lebih dari 2 tahun akhirnya mereka menemukan varietas lele yang kemudian dinamakan Ikan lele phyton. Kualitas lele phyton ini juga diakui oleh Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.
Sesuai dengan namanya, lele phyton memiliki bentuk kepala seperti ular phyton. Gerakannya lebih lincah dari lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih, tidak lembek. Dari segi rasa, lele phyton lebih mendekati lele lokal.


Penyuntikan Lele Sangkuriang Dengan Larutan Hipofisa


Penyuntikan Lele Sangkuriang Dengan Larutan Hipofisa
 Penyuntikan lele sangkuriang bisa juga dengan ekstrak kelenjar hypopisa ikan mas atau lele dumbo Caranya :

* siapkan 1 kg induk betina yang sudah matang gonad;
* siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg;
* potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang;
* potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata;
* buang bagian otak;
* ambil kelenjar hypopisa;
* masukan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan;
* masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata;
* sedot larutan hypopisa itu;
* suntikan ke dalam tubuh induk betina;
* masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 jam.



Pembuatan larutan sperma lele sangkuriang
Pembuatan larutan sperma lele sangkuriang dilakukan stengah jam sebelum pengeluaran telur Caranya :

* tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin;
* potong secara vertikal tepat di belakang tutup insang;
* keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai dari anus hingga belanag tutup insang;
* buang organ lain dalam perut;
* ambil kantung sperma;
* bersihkan kantung sperma dengan tisu hingga kering;
* hancurkan kantung sperma dengan cara menggunting bagian yang paling banyak;
* peras spermanya agar keluar dan masukan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah gelas) aquabides;
* aduk hingga homogen.

Pengeluaran telur lele sangkuriang
Pengeluaran telur lele sankuriang dilakukan setelah 10 jam dari penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan Caranya :

* siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu;
* tangkap induk dengan sekup net;
* keringkan tubuh induk dengan lap;
* bungkus induk dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka;
* pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya;
* pijit bagian perut ke arah lubang telur;
* tampung telur dalam baskom plastik;
* campurkan larutan sperma ke dalam telur;
* aduk hingga rata dengan bulu ayam;
* tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata;
* buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah;
* telur siap ditetaskan.

Penetasan telur lele sangkuriang
Penetasan telur lele sangkuriang dilakukan dalam bak tembok Caranya :

* siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m;
* keringkan selama 2 – 4 hari;
* isi bak dengan air setinggi 30 cm dan biarkan alirkan air selama penetasan;
* pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak;
* beri pemberat agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja);
* tebarkan telur hingga merata ke seluruh permukaan hapa;
* biarkan telur menetas dalam 2 – 3 hari.

Setiap Penyakit (Lele) Pasti Ada Obatnya

Jika anda seorang muslim, mungkin anda tak asing dengan hadist berikut ini:
“Setiap kali Allah menurunkan penyakit, Pasti Allah akan menurunkan obatnya”
(Al Bukhari dan Muslim)
Sekarang bagaimana ikhtiar kita menemukan obat atas penyakit tersebut, khususnya penyakit pada lele Sangkuriang yang kita budidayakan.
Petaka itu Datang
Pada tahap tahap awal memulai budidaya pembenihan lele Sangkuriang, kami mengalami petaka dan cobaan ini.  Ketika itu benih lele sudah berumur 3 minggu dan sebagian lele sudah ada yang mencapai ukuran rata rata 3-4 cm bahkan lebih.  Lele satu persatu berguguran sebanyak puluhan ekor bahkan ratusan ekor perhari. Saat itu kami mulai panik.
Mulailah bertanya kiri kanan, baca buku dan searching internet. Berbagai obat yang dianjurkan telah dicoba, mulai dari yang herbal, obat untuk manusia sampai penebaran garam. Tanda tanda kesembuhan tidak kunjung datang. Lele yang berguguran telah lebih dari 10% dari total 100.000 ekor yang berhasil ditetaskan. Dan itu terus berguguran sesuai dengan deret hitung.
Dalam keputus asaan salah satu saran pamungkas yang terasa sangat “nyes” dihati adalah membuang seluruh lele yang terserang penyakit tersebut(belakangan kami ketahui, namanya penyakit ekor putih). Karena berdasarkan pengalaman beberapa pembudidaya lele yang kami tanya, tidak ada kemungkinan lele tersebut terselamatkan.
Obat yang Manjur
Namun disaat yang bersamaan, saya baca lagi buku pelatihan Usni Arie. Saya peserta on-line pelatihan kang Usni Arie. Sebenarnya saya telah membaca cara Kang Usni mengatasi berbagai penyakit. Dalam hati masih bertanya tanya, masak sih penyakit lele Sangkuriang yang telah membunuh ratusan ekor ikan kami per-hari dapat disembuhkan dengan dedak dan ragi.
Saya foto ikan yang sakit tersebut,

Penyakit lele ekor putih disebabkan oleh parasit.
lalu saya kirim ke kang Usni Arie. Dengan entengnya beliau menjawab, penyakit ekor putih itu disebabkan oleh parasit Trichodina. Masukkan ikan ke dalam air kolam yang belum dipupuk, lalu beri WAH formulation. Dalam buku panduan dengan pede-nya kang Usni Arie menyatakan dalam 1 hari ikan akan sembuh, dan hari berikutnya ikan akan makan dengan normal.
Alhamdulillah, setelah kami praktekkan ikan normal kembali. Sebenarnya saya ingin menuliskan tata cara membuat dan menggunakan WAH Formulation tersebut. Dan dalam e-mail  kang Usni Arie juga dengan senang hati mempersilahkan saya untuk menyebarkan informasi yang sangat berguna  tersebut sebagai mana saya kutip lansung dari e-mailnya per 11 Agustus 2012:
“Silahkan saja untuk mengutip artikel, saya tidak keberatan. Malah saya senang, berarti informasi ini telah disebarkan”.
Namun akhirnya saya memutuskan tidak menuliskan lansung disini.  Rasanya tidak etis saya mengungkapkan satu penemuan cemerlang yang sangat jitu dari hasil eksperimen yang panjang seseorang. Anda yang tertarik, silahkan  mengklik web-beliau.
Terimakasih kang Usni Arie, hadist  Al Bukhari dan Muslim tersebut saya buktikan melalui perantara anda. Semoga segala kebaikan dan kesuksesan selalu bersama anda.
NB:
Begitu saya berhasil menyelamatkan nyawa ribuan ikan lele Sangkuriang tersayang, saya mengirim ucapan terimakasih ke kang Usni Arie. Dan ucapan terimakasih saya tersebut dimasukkannya ke dalam Web beliau sebagai testimoni dari saya. Ada satu yang aneh, apa komentar anda jika beliau memberi judul dari testimoni  tersebut: “Sebuah Testimoni WAH Formulation (Moga Percaya)”?

Lele SangKuriang

TEHNIK PEMIJAHAN LELE PADA KOLAM TERPAL

saya buat berdasarkan pengalaman pribadi juga saya ambil dari beberapa sumber buku tentang cara-cara beternak lele
Sebelum kita bahas bagaimana tehnik atau cara beternak lele yang benar dari mulai pemilihan induk lele untuk dipijahkan sampai dengan pendederan pada kolam untuk pembesaran, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis lele yang biasa dikonsumsi oleh banyak orang pada umumnya

JENIS-JENIS LELE KONSUMSI


·                     LELE DUMBO
·                     LELE SANGKURIANG
·                     LELE PHYTON


Ini penjelasan singkat dari masing-masing jenis  


·                     LELE DUMBO

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMQ-qYWqsw-oQkPxiJWzFn9Rou_aLLf-nwCkQmuHSMVSCBH0pCJenis lele ini biasanya jenis yang paling banyak dibudidayakan oleh para peternak, disamping harga indukan yang relatif  terjangkau juga mudah dicari. jenis ini banyak kita temui disekitar lingkungan kita, biasanya masyarakat yang mempunyai kolam kecil di depan atau belakang pekarangan rumah memelihara indukan lele jenis ini.
lele jenis juga jenis yang paling mudah dipelihara, karena dapat tumbuh dengan kapasitas tinggi dalam satu kolam, lele dumbo juga bisa lama dalam proses pembesaran karena biasanya indukan jantan dan betina yang dipijahkan masih ada dalam satu keturunan, maka dari itu bila akan memilih lele jenis ini pastikan indukan berasal dari garis keturunan yang jauh agar anakan lele bisa tumbuh dengan baik.

·                     LELE SANGKURIANG

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTqfuOh_f7hY39mudh358ZJwxVnr7TyNeJ7zjUDhGZs8oLzaC91Mendengar nama sangkuriang mungkin anda sudah tidak asing lagi!yuppps! betul nama sangkuriang diambil dari nama sebuah kisah dari tanah pasundan. kisah ini menceritakan seorang anak yang ingin mengawini seorang perempuan yang tidak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Demikian juga dengan lele jenis ini pengambilan nama sangkuriang dikarenakan proses regenarasi indukan lele berasal dari hasil pemijahan indukan betina dengan indukan jantan yang masih keturunannya sendiri.
Pada tahun 2000 BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR Sukabumi melakukansilang balik antara generasi kedua induk betina dengan induk jantan generasi keenam lele dumbo maka didapatkanlah hasil lele jenis baru yang dinamakan sangkuriang. Lele sangkuriang mempunyai banyak keunggulan dibanding lele dumbo, jenis ini dapat hidup dalam intensitas tinggi dan proses pembesaran yang relatif cepat.

·                     LELE PHYTON

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQhdubmejkrWgtAcd1WPROo5ipiNLheqOeTUanmHO9dGDd0J71KSecara keseluruhan lele sangkuriang dan lele phyton hampir sama kejadiannya generasi lele ini merupakan hasil uji coba mengingat hasil panen lele dumbo yang semakin merosot. proses regenerasi lele ini dilakukan oleh para ahli di pandegalng  dengan menyilangkan jenis lele thailand dengan jenis lele lokal. Keunggulan lele phyton juga dapat tumbuh dalam intensitas tinggi dan proses pembesarannya yang relatif lebih baik dibanding dengan jenis lele dumbo.


Setelah mengenal jenis jenis lele mari kita pelajari langkah berikutnya


·                     PEMBUATAN KOLAM TERPAL

Dalam budidaya lele kolam terpal setidaknya dibutuhkan dua buah kolam yang harus dibuat, satu kolam digunakan untuk proses pemijahan atau perkawinan satu kolam digunakan untuk proses penetasan telur setelah proses pemijahan.


·                     PERSIAPAN PEMBUATAN KOLAM

·                     PERSIAPAN TERPAL 

Idealnya kolam yang akan digunakan untuk proses pemijahan berukuran (2 x 1)m persegi maka terpal yang dibutuhkan adalah  2(2 x 1) m persegi, artinya jika anda akan membuat kolam terpal dengan luas (2 x 1) m persegi maka terpal yang dibutuhkan setidaknya (4 x 2) m persegi ini untuk kolam pemijahan dan kolam penetasan beda halnya dengan pembuatan kolam pembesaran terpal yang harus disiapkan adalah tiga kali luas kolam yang akan dibuat.

·                     PERSIAPAN BAMBU ATAU KAYU

Bilah atau bambu maupun kayu dapat digunakan debagai penyangga dalam pembuatan kolam terpal, bila kita hendak membuat kolam dengan panjang 2m  maka bambu yang akan digunakan harus berukuran panjang 2m juga. dengan tinggi setidaknya 40-50 cm.
proses pembutan penyangga panjang
belahlah satu batang bambu yang panjangnya 2m menjadi 4 bagian
belahlah satu batang bambu yang panjangnya 50cm menjadi 8 bagian
sejajarkan belahan bambu yang dibagi menjadi 4 bagian tadi kemudian ikatkan atau paku bambu yang panjangnya 50 cm  menyerupai pembuatan pagar kasih jarak antar bambu pendek kira-kira satu jengkal anda
Buatlah hal demikian sebanyak empat rangkaian bambu
setelah itu tempelkan pada patok dengan cara dipaku atau diikat menggunakan kawat

·                     PEMASANGAN TERPAL PADA RANGKAIAN BAMBU

Setelah rangkaian penyangga terbentuk kini saatnya pemasangan terpal caranya hamparkan terpal mengikuti bentuk penyangga bambu kemudian tekuk terpal dikeempat sudutnya. agar terpal tidak berubah ikat terpal pada bagian atas dan setiap tekukan sudut.

·                     PEMIJAHAN

·                     INDUKAN BETINA

Biasanya indukan betina yang baik adalah indukan yang telah matang gonad, indukan yang siap dipijahkan memepunyai ciri-ciri sebagai berikut:

usia mencapai 1-2 tahun
perut membuncit apabila diraba paerut akan terasa lunak 
Alat reproduksi melingkar berwarna merah cerah 
indukan yang telah matang gonad memiliki telur hijau cerah  
tidak terlalu lincah karena mengandung telur dan tidak memiliki cacat bawaan

·                     INDUKAN JANTAN

Indukan lele jantan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
usia mencapai 2 tahun atau lebih
postur tubuh indukan jantan harus lebih besar dari indukan betina agar pada saat pemijahan indukan jantan tidak takut terhadap indukan betina
alat reproduksi memanjang berwarna merah cerah
lincah dan tidak terdapat cacat bawaan

·                     KAKABAN 

Kakaban adalah rajutan yang terbuat dari ijuk yang biasa digunakan untuk pembuatan sapu, ijuk ini bisa kita temui di pasar-pasar tradidisional dan harganya pun cukup terjangkau. 

bila ijuk telah siap langkah selanjutnya adalah proses pembuatan kakaban, proses ini cukup mudah cukup deretkan ijuk dengan panjang 80cm dan lebar 30-40cm kemudian jepit dengan bambu pada tengahnya. buatlah kakaban secukupnya biasanya untuk ukuran kolam 2x1 membutuhkan kakaban sebanyak 4-5 buah

·                     PROSES PEMIJAHAN

Isi kolam terpal dengan air setinggi 40cm, bila anda menggunaka air pompa atau air pam diamkan air pada kolam selama 3-5 jam agar kandungan zat-zat barbahaya dalam air terlarut oleh udara dan mengendap, masukan kakaban dangan cara dideretkan pada dasar kolam kemudian salah satu ujung kakaban ditahan menggunakan pemberat bisa batu atau bata agar kakaban tidak mengapung sepenuhnya. kemudian masukan blower gelembung udara yang biasa digunakan pada aquarium fungsinya untuk menambah kadar oksigen dalam air. kadar oksigen yang cukup dalam air akan sangat membantu proses berlangsungnya pemijahan.
Setelah semuanya siap, masukan indukan jantan dan betina. waktu pemijahan ikan biasanya pada malam hari, jadi alangkah baiknya indukan yang akan dipijahkan dimasukan ke dalam kolam sekitar pukul 5-6 sore. tutup kolam pemijahan agar indukan tidak merasa terganggu pada saat memijah.
keesokan harinya sekitar pukul 6 pagi buka tutup kolam terpal kemudian angkat kakaban yang telah berisi telur dan pindahkan pada kolam penetasan.
·                     PROSES PENETASAN TELUR

Kakaban yang telah berisi telur kemudian dipindahkan pada kolam penetasan, sama halnya pada kolam pemijahan kolam penetasan ini pun harus dibantu menggunakan blower gelembung udara agar telur cepat menetas. proses penetasan telur ini biasanya berlangsung sekitar 3 hari, setelah itu angkat kakaban dari kolam penetasan agar telur-telur yang tidak menetas tidak membusuk di kolam dan membuat air di kolam tercemar. 
telur akan menetas menjadi larva bentuknya transparan dan sangat rentan, larva ini menetas dengan membawa cadangan makanannya sendiri, maka dari itu untuk usia 1-3 hari kita tidak perlu memberi makan  larva. setelah usia larva 3 hari larva akan berubah menjadi kehitaman dan sudah akan terlihat metamorforanya menjadi seekor ikan. Pada usia ini kita sudah harus memberinya makan berupa kuning telur secukupnya jangan terlalu banyak karena sisa pakan yang tidak habis akan menjadi parasit bagi anakan lele.pemberian pakan kuning telur dapat dilakukan sampai usia anakan 7 hari selah itu dapat menggunakan cacing sutra yang dicacah, bila usia anakan sudah cukup untuk memakan cacing sutra tanpa dicacah maka kita tidak usah repot mencacah casut tersebut. Pemberian pakan casut ini dilakukan selama satu minggu atau anakan lele sudah bisa menelan butir pelet kecil. besarnya butiran pelet untuk pakan lele disesuaikan dengan udia atau besar mulut ikan untuk menelan pakan, begitu dan seterusnya.


UNTUK PEMBESARAN LELE AKAN SAYA BAHAS PADA KESEMPATAN LAINNYA, SELAMAT MENCOBA KEPADA PARA WIRAUSAHAWAN KARENA GUR YANG TERBAIK ADALAH TINDAKAN YANG MEMBUAT KITA TERUS BERKEMBANG.
GAGAL ITU BIASA MENCOBA ITU BARU LUARRRR BIASA!!!!!!!!!!!!!