Jika anda seorang muslim, mungkin
anda tak asing dengan hadist berikut ini:
“Setiap
kali Allah menurunkan penyakit, Pasti Allah akan menurunkan obatnya”
(Al
Bukhari dan Muslim)
Sekarang bagaimana ikhtiar kita
menemukan obat atas penyakit tersebut, khususnya penyakit pada lele Sangkuriang
yang kita budidayakan.
Petaka itu Datang
Pada tahap tahap awal memulai
budidaya pembenihan lele Sangkuriang, kami mengalami petaka dan cobaan
ini. Ketika itu benih lele sudah berumur 3 minggu dan sebagian lele sudah
ada yang mencapai ukuran rata rata 3-4 cm bahkan lebih. Lele satu persatu
berguguran sebanyak puluhan ekor bahkan ratusan ekor perhari. Saat itu kami
mulai panik.
Mulailah bertanya kiri kanan, baca buku dan searching internet.
Berbagai obat yang dianjurkan telah dicoba, mulai dari yang herbal, obat untuk
manusia sampai penebaran garam. Tanda tanda kesembuhan tidak kunjung datang.
Lele yang berguguran telah lebih dari 10% dari total 100.000 ekor yang berhasil
ditetaskan. Dan itu terus berguguran sesuai dengan deret hitung.
Dalam keputus asaan salah satu
saran pamungkas yang terasa sangat “nyes” dihati adalah membuang seluruh lele
yang terserang penyakit tersebut(belakangan kami ketahui, namanya penyakit ekor
putih). Karena berdasarkan pengalaman beberapa pembudidaya lele yang kami
tanya, tidak ada kemungkinan lele tersebut terselamatkan.
Obat yang Manjur
Namun disaat yang bersamaan, saya baca lagi buku pelatihan Usni Arie. Saya peserta on-line pelatihan kang Usni Arie. Sebenarnya saya telah membaca cara Kang Usni mengatasi berbagai penyakit. Dalam hati masih bertanya tanya, masak sih penyakit lele Sangkuriang yang telah membunuh ratusan ekor ikan kami per-hari dapat disembuhkan dengan dedak dan ragi.
Namun disaat yang bersamaan, saya baca lagi buku pelatihan Usni Arie. Saya peserta on-line pelatihan kang Usni Arie. Sebenarnya saya telah membaca cara Kang Usni mengatasi berbagai penyakit. Dalam hati masih bertanya tanya, masak sih penyakit lele Sangkuriang yang telah membunuh ratusan ekor ikan kami per-hari dapat disembuhkan dengan dedak dan ragi.
lalu saya kirim ke kang Usni Arie.
Dengan entengnya beliau menjawab, penyakit ekor putih itu disebabkan oleh
parasit Trichodina. Masukkan ikan ke dalam air kolam yang belum dipupuk, lalu
beri WAH formulation. Dalam buku panduan dengan pede-nya kang Usni Arie
menyatakan dalam 1 hari ikan akan sembuh, dan hari berikutnya ikan akan makan
dengan normal.
Alhamdulillah, setelah kami praktekkan ikan normal kembali.
Sebenarnya saya ingin menuliskan tata cara membuat dan menggunakan WAH
Formulation tersebut. Dan dalam e-mail kang Usni Arie juga
dengan senang hati mempersilahkan saya untuk menyebarkan informasi yang sangat
berguna tersebut sebagai mana saya kutip lansung dari e-mailnya per 11
Agustus 2012:
“Silahkan saja untuk mengutip artikel, saya
tidak keberatan. Malah saya senang, berarti informasi ini telah disebarkan”.
Namun akhirnya saya memutuskan tidak menuliskan lansung
disini. Rasanya tidak etis saya mengungkapkan satu penemuan cemerlang
yang sangat jitu dari hasil eksperimen yang panjang seseorang. Anda yang
tertarik, silahkan mengklik web-beliau.
Terimakasih kang Usni Arie,
hadist Al Bukhari dan Muslim tersebut saya buktikan melalui perantara
anda. Semoga segala kebaikan dan kesuksesan selalu bersama anda.
NB:
Begitu saya berhasil menyelamatkan nyawa
ribuan ikan lele Sangkuriang tersayang, saya mengirim ucapan terimakasih ke
kang Usni Arie. Dan ucapan terimakasih saya tersebut dimasukkannya ke dalam Web
beliau sebagai testimoni dari saya. Ada satu yang aneh,
apa komentar anda jika beliau memberi judul dari testimoni tersebut:
“Sebuah Testimoni WAH Formulation (Moga Percaya)”?
No comments:
Post a Comment